Kemiripantapi tidak begitu identik 100 persen tipe rumah adat suku Batak (khususnya Batak Toba) dengan tipe rumah adat Toraja. Keduanya sama-sama melambangkan keperkasaan Sepasang Tanduk Kerbau. Keduanya sama-sama menjadikan Binatang Kerbau sebagai Binatang yang paling berharga dan pantas untuk dijadikan hewan korban dalam acara adat, pesta
4 Cerita Si Kancil, Kerbau, dan Buaya Beserta Ulasan Yazar: İletilen Tarih: 8/5/2021 . Görüntüleme sayısı: 13416 . Değerlendirme: 3 ⭐ ( 80133 oylar ) En yüksek puan: 5 ⭐ . En düşük puan: 1 ⭐ . Özet: Ingin tahu cerita seru tentang Si Kancil, Kerbau, dan Buaya? Cek artikel ini dan dapatkan juga ulasan
Padaumumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Ciri-ciri Cerita rakyat 1. Disampaikan turun-temurun. 2. Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya 3. Kaya nilai
PutriPurbasari terpaksa menerima tantangan itu, karena diminta ayahandanya. "jangan kawatir tuan Putri! Aku akan menolongmu", bisik lutung kasarung. "Terima kasih, Lutung! "Jawab Putri. Pada hari yang telah ditentukan, seluruh rakyat Pasir Batang telah berkumpul di halaman istana ingin menyaksikan sanyembara itu.
Secaraadministratif Kabupaten Tana Toraja mempunyai luas wilayah 3.205,77 km2, dipimpin oleh seorang Bupati dan Wakil Bupati membawahi satu orang Sekretaris Daerah, 15 Dinas, 7 Badan dan 6 Kantor. Wilayah Tana Toraja terdiri dari 15 kecamatan, 116 lembang dan 27 Kelurahan yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Camat, seorang Kepala
Berdasarkandata Badan Pusat Statistik Kabupaten Toraja Utara sensus Penduduk tahun 2020, menunjukkan bahwa mayoritas penduduk menganut agama Kristen yakni 95,50% (dimana didominasi oleh pemeluk agama Protestan sebanyak 82,69%, lalu Katolik 12,81%). Kemudian pemeluk agama Islam 4,45%, Hindu 0,03% dan Buddha 0,01% [1] [2] Semntara untuk sarana
CeritaSingkat Tentang Kekhasan Daerah Asalmu Sulawesi Selatan, jawaban soal TVRI 29 April 2020 Kelas 1-3 SD. Kebudayaan yang paling terkenal hingga ke luar negeri adalah adat dan budaya Toraja. Baca juga: Tuliskan Cerita Singkat tentang Kekhasan Daerah Asalmu, Arti Pluralitas Masyarakat Indonesia. Skola. 02/07/2022, 09:30 WIB
Senin 31 Oktober 2016. Makna pemakaman di Toraja
Pengertiandan contoh cerita rakyat. Pengertian Legenda atau cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Roro Jonggrang, Timun Mas, Si Pitung, Legenda Danau Toba, dan ber-Ibu Kandung
Terdapatsuatu cerita rakyat yang dipercayai oleh masyarakat Toraja. Konon, Tongkonan pertama kali dibuat di surga dengan empat tiang. Ketika para leluhur turun ke bumi, mereka pun meniru desain rumah yang sama sebagaimana rumah yang mereka tempati di surga.
6KI5P. Cerita Rakyat Tana Toraja - La Dana Dan Kerbau. Cerita rakyat toraja dan sejarah tana toraja yang dikisahkan untuk kali ini adalah cerita rakyat toraja yang singkat tentang La Dana dan kisah cerita legenda toraja dalam cerita rakyat dari tana toraja yang dipublikasikan blog fiksiSelengkapnya mengenai cerita rakyat toraja yang singkat dan pendek disimak saja cerita rakyat yang berasal dari toraja mengenai hewan kerabu dengan judul Ladana dan kerbaunyaCerita rakyat dari Toraja - Ladana dan KerbauDikisahkan dalam cerita rakyat toraja tentang hewan. La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi suatu hari ia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian. Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan mendapat daging Dana diberi bagian kaki belakang dari kerbau. Sedangkan kawannya menerima hampir seluruh bagian kerbau itu kecuali bagian kaki La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bagian itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau adalah mereka dapat memelihara hewan itu sampai gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung karena usulan tersebut diterima oleh tuan rumahSeminggu setelah itu La Dana mulai tidak sabar menunggu agar kerbaunya gemuk. Pada suatu hari ia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata “Mari kita potong hewan ini, saya sudah ingin makan dagingnya.” Temannya menjawab, “ Tunggulah sampai hewan itu agak gemuk.”Lalu La Dana mengusulkan, “Sebaiknya kita potong saja bagian saya, dan kamu bisa memelihara hewan itu selanjutnya.” Kawannya berpikir, kalau kaki belakang kerbau itu dipotong maka ia akan kawannya membujuk La Dana agar ia mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan La Dana untuk memberinya kaki depan dari kerbau setelah itu La Dana datang lagi dan kembali meminta agar bagiannya dipotong. Sekali lagi kawannya membujuk. Ia dijanjikan bagian badan kerbau itu asal La Dana mau menunda beberapa hari berselang La Dana sudah kembali kerumah kembali meminta agar hewan itu dipotong. Kali ini kawannya sudah tidak sabar, dengan marah ia pun berkata,“Kenapa kamu tidak ambil saja kerbau ini sekalian! Dan jangan datang lagi untuk mengganggu saya.”La dana pun pulang dengan gembiranya sambil membawa seekor kerbau ini bersumber dari internet entah fiktif atau nyata, cerita terkadang benar terkadang salah terkadang juga bener ini hanya suatu hiburan semata.
Dongeng rakyat Indonesia yang akan Kakak kisahkan malam hari ini termasuk dalam kumpulan cerita tentang hewan daerah Maluku. Jika pada cerita rakyat maluku sebelumnya menceritakan tentang asal muasal empat kesultanan yang ada di Maluku Utara, maka pada kesempatan kali ini Kakak akan mendongeng cerita tentang hewan terbaik di wilayah tersebut. Saking serunya dua dongeng cerita tentang hewan ini, kakak mengumpulkannya dalam Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia terbaik. Pada zaman dahulu hiduplah seekor buaya besar di Tanah Genting Baguala yang menghubungkan Jazirah Lei Timur dan jazirah Lei Hitu. Warga menamakannya Buaya Tembaga karena kulit tubuhnya berwarna kekuning-kuningan. Buaya Tembaga merasa senang dan betah tinggal di Tanah Genting Baguala karena keindahan dan kenyamanannya. Selain itu, warga juga memujanya sehingga Buaya Tembaga itu kian betah tinggal di tempat berdiamnya itu. Tak jauh dari Tanah Genting Baguala, tepatnya di pesisir pantai selatan Pulau Buru, hiduplah seekor ular besar. Ia hidup bertengger di atas batang pohon Mintanggor. Si ular besar selalu mengganggu warga dan juga makhluk-makhluk hidup Iainnya di tempat itu. Ia kerap memangsa ikan-ikan, buaya-buaya, dan juga hewan-hewan Iainnya. Kumpulan Dongeng Rakyat Indonesia Cerita Tentang Hewan Buaya Tembaga Segenap hewan yang bermukim di pesisir pantai selatan Pulau Buru lantas berkumpul dan berembuk untuk melenyapkan si ular besar. Mereka bersepakat, hanya Buaya Tembaga saja yang mampu mengalahkan ular besar yang sangat meresahkan itu. Mereka bersepakat meminta bantuan Buaya Tembaga. Buaya Tembaga memenuhi permintaan itu. Ia segera menuju pantai selatan Pulau Buru. Kedatangannya disambut hangat sekalian hewan yang bermukim di sana. Mereka mengadakan upacara penyambutan yang dilangsungkan selama dua hari dua malam. Pada hari ketiga, Buaya Tembaga mulai melaksanakan tugasnya. Ia mengintai tempat di mana ular besar itu berdiam. Ketika Buaya Tembaga mendekati pohon Mintanggor, ia diserang ular besar yang melilitkan tubuhnya pada batang pohon Mintanggor. Pertarungan yang seru segera terjadi. Setiap kali ular besar menyerang dengan pagutannya, Buaya Tembaga menangkis serangan itu dengan kibasan ekornya yang kuat dan bertenaga. Pertarungan antara Buaya Tembaga dan ular besar itu berlangsung lebih dari sehari semalam. Segenap hewan hanya bisa menyaksikan pertarungan itu dari kejauhan. Mereka berharap Buaya Tembaga dapat mengalahkan ular besar yang sangat merepotkan itu. Pada hari kedua pertarungan, ular besar terlihat kepayahan. Pagutan mematikannya berulang-ulang dapat ditangkis dan dihindari Buaya Tembaga, sementara hantaman ekor Buaya Tembaga berulang-ulang mengenai kepala dan tubuhnya. Pada kesempatan yang menentukan, Buaya Tembaga kembali berhasil menghantamkan ekor besarnya ke arah kepala ular besar. Kepala ular besar itu remuk dan matilah ia tak lama kemudian. Tubuh si ular besar terhempas ke laut setelah lilitannya pada batang pohon Mintanggor terlepas. Segenap hewan yang berdiam di pesisir pantai selatan Pulau Buru bersorak gembira menyambut kemenangan Buaya Tembaga. Mereka telah terbebaskan dari kekejaman si ular besar. Mereka tak lagi merasa takut mencari makanan di sekitar tempat itu setelah si ular besar yang sangat meresahkan itu menemui kematiannya. Segenap hewan lantas menganugerahi gelar untuk Buaya Tembaga dengan sebutan Yang Dipertuan di daerah Teluk Baguala. Mereka juga memberikan hadiah untuk Buaya Tembaga. Hadiah itu berupa ikan-ikan parang, make, papare, dan salmaneti yang diletakkan di dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Buaya Tembaga lantas membawa hadiah itu untuk kembali ke tempat bermukimnya. Sejak saat itu hingga kini di teluk Baguala banyak terdapat ikan parang, make, papare, dan salmaneti. Warga yang berdiam di sekitar teluk Baguala kerap menangkap ikan-ikan itu untuk dijual atau dijadikan makanan sendiri. Jika ada warga yang melihat kemunculan Buaya Tembaga, mereka merasa akan mendapatkan keberuntungan. Mereka percaya, Buaya Tembaga adalah buaya keberuntungan. Pesan moral dari Kumpulan Dongeng Rakyat Indonesia Cerita Tentang Hewan Buaya Tembaga adalah kebenaran akan dapat menumpas atau mengalahkan kebatilan atau kejahatan. Selain itu, kebaikan seseorang akan dikenang dengan baik oleh orang-orang sepanjang zaman. Kumpulan Cerita Tentang Hewan Dongeng Rakyat Indonesia Hikayat Rusa Dan Kulomang Tersebutlah sekelompok rusa yang berdiam di sebuah hutan di Kepulauan Aru pada masa lampau. Rusa-rusa itu amat sombong karena merasa mempunyai kelebihan yang sangat luar biasa dalam hal berlari. Hewan-hewan yang terkenal cepat larinya pun dapat mereka kalahkan hingga membuat mereka kian sombong dan memandang rendah hewan-hewan lain. Rusa-rusa itu juga mempunyai kebiasaan untuk menantang hewan-hewan lain untuk lomba lari dengan taruhan wilayah. Jika rusa-rusa itu menang, maka mereka akan mengambil wilayah itu menjadi wilayah kekuasaan mereka. Karena mereka selama itu tidak pernah terkalahkan, wilayah-wilayah yang dikuasai rusa-rusa itu pun semakin terbentang luas. Di pinggir hutan tempat bermukim rusa-rusa itu terdapat pantai berpasir putih. Sekelompok kulomang atau siput laut tinggal berdiam di wilayah tersebut. Kulomang-kulomang itu dikenal sangat setiakawan. Mereka juga dikenal cerdik. Kumpulan Cerita Tentang Hewan Dongeng Rakyat Indonesia Hikayat Rusa Dan Kulomang Pada suatu hari rusa mendatangi kulomang. Rusa menantang adu lari. Jarak yang dijadikan tempat adu Iari itu dari tempat tinggal kulomang hingga tanjung kesebelas. Siapa yang lebih dahulu tiba di tanjung kesebelas, maka dialah pemenang adu lari tersebut. Sebagai pemenang, ia berhak untuk menempati tempat pihakyang kalah. “Hei kulomang, engkau berani menerima tantanganku?” kata rusa dengan lagak sombongnya. Kulomang sesungguhnya sadar, kemampuan berlarinya sangat jauh lebih rendah dibandingkan rusa. Namun demikian, kulomang berniat menghentikan kesombongan rusa. Maka dipikirkannya sebuah cara untuk mengalahkan rusa melalui kecerdikan siasatnya. Katanya setelah menemukan cara itu, “Baiklah, aku terima tantanganmu.” “Jika engkau kalah, engkau harus pindah dari tempat tinggalmu sekarang ini. Ingat baik-baik itu!” kata rusa. “Baik,” sahut kulomang. “Sekali-kali aku tidak akan mengingkari janjiku ini.” Rusa sangat senang mendengar janji dan kesanggupan kulomang. Menurutnya, sangat gampang baginya mengalahkan kulomang dalam adu lomba Iari. Bukankah kulomang sangat lambat jalannya? Bahkan, hanya dengan berjalan santai pun, ia akan dapat mengalahkan kulomang yang amat Iambat jalannya itu. Terbayang di benak rusa akan luasnya wilayah pantai berpasir putih yang indah itu yang akan dapat dikuasainya. Sepeninggal rusa, kulomang lantas memanggil dan mengumpulkan seluruh kulomang yang terda pat di pantai berpasir putih. Ia pun menjelaskan rencananya untuk mengalahkan sekaligus menghentikan kesombongan rusa. “Dengan kebersamaan di antara kita, niscaya kita akan dapat mengalahkan rusa yang sangat sombong itu!” tegas si kulomang. Pada hari yang telah ditentukan, rusa dan kulomang siap beradu Iari. Rusa sengaja mengundang semua kawan-kawannya untuk menjadi saksi atas kemenangan yang sangat yakin akan dapat dicapainya. Tanpa disadari rusa, kulomang sesungguhnya telah mengatur siasat untuk mengalahkan rusa. Kulomang telah menyiapkan sepuluh temannya untuk bersiaga di masing-masing tanjung, dari tanjung kedua hingga tanjung kesebelas. Kulomang telah meminta kawan-kawannya untuk menyahut jika nanti rusa memanggil atau bertanya. Perlombaan lari itu pun dimulai. Ketika aba-aba lomba dimulai, rusa lalu berlari. Kulomang berlagak berlari, namun sejenak kemudian ia segera bersembunyi di balik batu karang. Dengan langkah tenang dan sikap sombong, rusa terus berlari. Beberapa saat kemudian ia telah tiba di tanjung kedua. Seketika berhenti, ia lantas menolehkan wajah ke belakang. Ia yakin, kulomang tentu masih tertinggal jauh di belakangnya. Maka, ia pun berteriak untuk memanggil, “Kulomang! Masih jauhkah engkau dari tanjung kedua ini?” Kulomang kedua lantas muncul dari tempat persembunyiannya seraya berujar, “Lihat, aku telah berada di depanmu. Tidak perlu engkau berteriak-teriak seperti itu!” Rasa sangat terkejut mendapati kulomang telah berada di depannya. Sama sekali ia tidak mengetahui jika kulomang yang berada di depannya itu kulomang yang berbeda dengan yang bersamanya di garis awal Iomba. Ia benar-benar tidak menduga jika kulomang mampu berlari begitu cepat hingga mampu mendahuluinya. Maka, ia pun berlari lebih cepat menuju tanjung ketiga. Ketika rusa tiba di tanjung ketiga, kejadian seperti di tanjung kedua kembali terulang. Kulomang telah berada di depan rusa ketika rusa tiba. Rusa benar-benar tidak menyangka jika kulomang mampu berlari begitu cepat dan mampu mendahuluinya. Rusa tidak lagi memandang enteng kulomang. Ia berlari cepat menuju tanjung keempat. Namun, lagi-lagi rusa mendapati kulomang telah berada di depannya. Begitu pula yang terjadi di tanjung kelima, keenam, ketujuh, hingga kesepuluh. Setiap kali rusa tiba di tanjung itu, setiap kali itu pula kulomang telah berada di depannya. Bahkan, di tanjung kesepuluh, kulomang tersenyum dan mengejeknya, “Rusa! Bersiap-siaplah engkau untuk menerima kekalahanmu. Di tanjung kesebelas aku pasti akan mengalahkanmu!” Tak terkirakan kemarahan rusa. Ia lantas mengerahkan segenap kemampuannya untuk berlari. Ia benar-benar keheranan dan sama sekali tidak menduga jika kulomang mampu berlari begitu cepat dan terus mendahuluinya di setiap tanjung. Ia merasa harus bisa mengalahkan kulomang di garis akhir lomba di tanjung kesebelas. Namun, lagi-lagi rusa terperanjat bukan alang kepalang ketika tiba di tanjung kesebelas. Ia mendapati kulomang telah berdiri menunggu kedatangannya! Setibanya di tanjung kesebelas, rusa telah kehabisan napas setelah mengerahkan segenap kemampuan berlarinya. Tenaganya benar-benar telah terkuras habis. Ketika tiba di garis akhir lomba, tubuh rusa limbung dan jatuh. Tak berapa lama kemudian rusa yang sombong itu pun mati. Begitulah yang terjadi. Dengan kecerdikan siasatnya, kulomang mampu memperdayai rusa. Pesan moral dari Kumpulan Cerita Tentang Hewan Dongeng Rakyat Indonesia Hikayat Rusa Dan Kulomang adalah kesombongan akan runtuh dl kemud1an hari. Kecerdikan akan dapat mengalahkan kekuatan otot.
Abstract Toraja adalah salah satu suku yang mendiami wilayah pegunungan di Sulawesi Selatan. Penduduknya yang berjumlah sekitar jiwa masih tinggal di Kabupaten Toraja Induk dan Kabupaten Toraja Utara. Umumnya, penduduk ini menganut agama Kristen, sebagian lagi memeluk agama Islam, serta sebagiannya lagi masih ada yang menganut kepercayaan animisme yang dikenal dengan Aluk To Dolo. Kepercayaan Aluk To Dolo inilah yang mendasari pelaksanaan berbagai upacara yang memerlukan persembahan hewan kurban dalam jumlah nominal tinggi dalam kehidupan masyarakat ini memaparkan nilai budaya dalam Cerita Rakyat Toraja. Nilai budaya yang menonjol dalam Cerita Rakyat Toraja sebagian besar dipengaruhi oleh kepercayaan Auk To Dolo yang mencakupi hubungan manusia dengan Sang Pencipta, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan dirinya ini bertujuan menambah wawasan tentang kebudayaan Toraja yang selanjutnya dapat meningkatkan pemahaman terhadap salah satu kebudayaan yang ada dan berkembang di Sulawesi Selatan.